JAYAPURA - Pembukaan Border Trade Fair RI - PNG 2025 di Zona Netral Wutung, perbatasan Indonesia–Papua Nugini, menandai langkah baru diplomasi ekonomi lintas batas. Kegiatan ini menjadi momentum bagi Papua untuk memperkuat perannya sebagai pintu gerbang perdagangan Indonesia di kawasan Pasifik yang di laksanakan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw Jayapura.
Asisten I Sekda Papua, Yohanes Walilo, dalam pembukaan kegiatan mengatakan pameran dagang tersebut diharapkan membuka kerja sama ekonomi yang lebih luas antara dua negara. Pemerintah Provinsi Papua menargetkan kegiatan lintas batas dapat menghidupkan kembali aktivitas ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan.
Menurut Yohanes, pasar perbatasan yang telah dibangun bersama instansi terkait menjadi modal penting bagi pertumbuhan ekonomi kawasan. Ia menilai Border Trade Fair menjadi awal yang baik untuk mempererat hubungan antar pelaku usaha dari Papua dan Papua Nugini.
“Kerja sama perdagangan diharapkan tidak hanya sebatas pameran, tetapi juga membuka jalur pertukaran barang dan jasa antar wilayah. Pemerintah daerah juga tengah mengupayakan agar kendaraan dari Papua dapat menembus wilayah Vanimo dan Papua Nugini setelah izin lintas negara disepakati,” kata Walilo.
Duta Besar Indonesia untuk Papua Nugini, Andriana Supandi, menyebut kegiatan tersebut sebagai bentuk nyata komitmen kerja sama bilateral. Ia mengatakan Border Trade Fair menjadi sarana produktif untuk memperkuat hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Papua Nugini.
“Antusiasme masyarakat di kedua sisi perbatasan menunjukkan besarnya potensi ekonomi yang bisa dikembangkan bersama. Partisipasi pelaku usaha dari Provinsi Papua, Papua Pegunungan, serta wilayah PNG seperti West Sepik dan East Sepik menjadi bukti kuatnya hubungan sosial ekonomi dua bangsa,” ujar dia.
Ia menilai kegiatan lintas batas tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah kedua negara untuk memperluas kolaborasi di bidang ekonomi, perdagangan, dan sosial budaya. “Event ini efisien, produktif, dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat di kedua negara,” kata Andriana.
Kakanwil kemenkum Papua Anthonius Mathius Ayorbaba yang dalam hal ini di wakili oleh Kabid AHU Muhammad Ilham turut hadir di undang sebagai narasumber dalam sesi talkshow Border Trade Fair yang dilaksanakan di kawasan perbatasan Skouw RI–PNG.
Kabid AHU Muhammad Ilham dalam kesempatan ini menjelaskan materinya terkait kewarganegaran kepada para pengunjung maupun para pelaku UMKM.
Sementara itu, pelaku usaha Katita Coffee asal Koya Barat, Kota Jayapura, mengaku antusias mengikuti kegiatan tersebut. Pemilik usaha, Ais, menyebut Border Trade Fair menjadi kesempatan berharga untuk memperkenalkan kopi Papua kepada pasar Papua Nugini.
“Sejak hari pertama pameran sudah ada pengunjung dari PNG yang memesan produk. Kami berharap kegiatan serupa terus digelar untuk mempererat hubungan antar pelaku usaha di perbatasan dan memperluas pasar bagi produk lokal Papua,” ucap ia.
Kegiatan Border Trade Fair berlangsung hingga 11 Oktober 2025. Ajang ini diikuti puluhan pelaku UMKM dari Indonesia dan Papua Nugini yang menampilkan produk unggulan di bidang kuliner, kerajinan tangan, dan garmen.
Kegiatan tahunan ini menjadi bagian dari strategi ekonomi perbatasan dalam kerangka kerja sama RI–PNG yang terus diperkuat. Selain memajukan perdagangan, forum ini juga memperkokoh posisi Papua sebagai simpul konektivitas ekonomi Indonesia di kawasan Pasifik.
Kegiatan Border Trade Fair yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Provinsi Papua berlangsung dengan lancar dan mendapat antusiasme yg tinggi dari masyarakat perbatasan yang hadir.(HUMAS KEMENKUM PAPUA)