Jayapura, 17 Agustus 2025 – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Abepura menyelenggarakan Upacara Pemberian Remisi Umum bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) pada Minggu (17/8).
Upacara yang berlangsung khidmat ini dihadiri oleh Penjabat (Pj.) Gubernur Papua, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum Papua, Anthonius M. Ayorbaba, S.H., M.Si. ,serta Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jayapura, Irman Wulawarman, bersama jajaran pejabat terkait.
Dalam sambutannya, Pj. Gubernur Papua menegaskan bahwa remisi merupakan bentuk penghargaan negara bagi WBP yang menunjukkan kedisiplinan, ketaatan pada aturan, dan kesungguhan mengikuti program pembinaan. “Remisi bukan sekadar pengurangan masa pidana, melainkan wujud apresiasi negara atas perubahan positif yang telah ditunjukkan oleh warga binaan. Harapannya, mereka dapat terus berbenah diri untuk kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, Kakanwil Kemenkum Papua, Anthonius M. Ayorbaba, menekankan bahwa pemberian remisi adalah hak sekaligus motivasi bagi WBP. “Remisi menjadi momentum untuk mengingatkan kita semua bahwa sistem pemasyarakatan tidak hanya berorientasi pada hukuman, tetapi juga pada pembinaan, pemulihan, dan reintegrasi sosial. Kami mengapresiasi kerja keras jajaran Lapas Abepura dalam mendukung program pembinaan yang berkesinambungan,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, SK Remisi diserahkan secara simbolis kepada sejumlah perwakilan WBP oleh Pj. Gubernur Papua, Kakanwil Kemenkumham Papua, serta Kakanwil Ditjen PAS Jayapura. Sebanyak Narapidana dan Anak yang mendapat Remisi Umum 17 Agustus 2025 RU I (1962 orang), RU II (langsung bebas) (76 orang), Jumlah Keseluruhan Narapidana yang memperoleh Remisi Umum berjumlah (2.038 orang) Jumlah Keseluruhan Anak yang memperoleh Remisi Umum berjumlah (20 orang) Jumlah Narapidana Terkait Remisi Dasawarsa berjumlah (2138 Orang) WBP.
Upacara ditutup dengan doa bersama dan foto bersama para pejabat, jajaran pegawai Lapas, serta perwakilan WBP penerima remisi.
Melalui kegiatan ini, diharapkan pemberian remisi tidak hanya dipahami sebagai pengurangan masa hukuman, tetapi juga sebagai dorongan nyata bagi WBP untuk terus memperbaiki diri, serta menjadi simbol kehadiran negara dalam memberikan kesempatan kedua bagi setiap warga yang ingin berubah.
